Pages

Monday, May 7, 2012

Kissing (Kisah Singkat) “MEMBALIK HATI”

Pernah kuberkata kepada mereka yang hatinya terluka,

“Jangan menagis, sedih, ataupun kecewa. Ia membohongimu hanya agar semuanya baik-baik saja denganmu, bukankah itu berarti ia masih begitu menyayangimu..? Masih berharap bisa bersama denganmu walau di keadaan yang sulit, meski ternyata caranya justru melukaimu, tapi cobalah mengerti.”

Mudah, seringan itu kubicara. Namun saat ini ketika aku yang di bohongi, seperti dugaan kalian, ternyata akupun tak mudah melalui ini semua. Menyakitkan memang, sebab ada rasa terkejut serta kecewa yang membuatku ingin bungkam. Menyebut namanya saja seolah terasa menjijikan.

Terfikir olehku, inginnya ia jujur dan katakan saja semuanya dengan jelas. Namun aku tahu pasti, jika ia
katakan yang sebenarnya aku akan benar-benar pergi dan tak ingin lagi mengenalnya, itulah ketakutan yang di hindarinya.

Memikirkan perasaannya buatku lemah, mungkin kata-kata yang aku ucapkan untuk orang lain, baiknya kugunakan untuk bicara dengan diriku sendiri. Bahwa tidak selamanya sesuatu akan sesuai dengan kehendak kita. Aku tidak mencintanya dengan angan-angan akan cerita romantis yang sempurna, yang segalanya sesuai seperti keinginan hati kecil setiap gadis. Namun aku mencintainya dengan kenyataan, di mana ada kemanusiaan yang berisi ketidaksempurnaan, keegoisan, serta rasa tidak puas. Akupun memiliki semua hal itu, maka tak bisalah aku menyalahkan ia sepenuhnya akan kesalahan yang sengaja ia perbuat. Mungkin kuhanya akan memahami kelemahannya, dan berusaha menjadi yang terbaik agar tak perlu lagi ia berbohong demi mencari kepuasan yang lain.

Sebab ia akan mengerti, tak ada lagi yang bisa menerimanya seperti aku.

Meski pada akhirnya ia tetap meninggalkanku, aku tidak perduli. Sebab rasa ini hanya untuk memberi, merasa bahagia bisa menyampaikan segalanya. Semua hanya tinggal bagaimana kita merasakan cinta, maka cinta kan tetap menjadi indah meski di khianati orang yang kita cintai. Sebab pada akhirnya Tuhan yang paling tahu apa yang terbaik, kita hanya bisa menjadi sebaik-baiknya peran kita di dunia. Dan kita yang menentukan serta menyadarinya sendiri, apa peranan kita di dunia.

sumber: puisiladanghati.wordpress.com

No comments: